Tokoh-Tokoh Telematika Terkemuka di Indonesia
JB Kristiadi
Namanya
JB Kristiadi, bukan J Kristiadi. Doktor lulusan Sorbonne University,
Prancis (1979), ini menjabat Sekretaris Menkominfo dan pernah menjabat
Ketua Lembaga Administrasi Negara RI (1990-1998). Sedangkan J Kristiadi
adalah pengamat politik dari Center for Strategic and International
Studies. Pakar telematika ini bercanda mengaku sebagai Kristiadi
beneran.
Sekretaris Menteri Komunikasi dan Informasi ini
mengatakan Teknologi Informasi (TI) sebaiknya ditempatkan menjadi
penggerak utama mekanisme pembangunan seluruh sektor ekonomi nasional.
Menurut pakar telematika ini sebagai salah satu teknologi unggulan yang
menentukan masa kini dan masa depan umat manusia, semakin penting untuk
dikuasai pemahamam, pengetahuan, pemanfaatannya, serta penciptaannya.
Kaitannya
yang erat dengan berbagai sektor ekonomi, terutama sektor tersier dan
kwarter, menempatkan TI sebagai komoditi strategi dalam pembangunan
nasional. Malahan ada negara yang meluncurkan konsep pembangunan
nasionalnya yang bercirikan IT-led development, dimana TI bukan hanya
sebagai perangkat pendukung tetapi telah meningkat menjadi penggerak
utama mekanisme pembangunan seluruh sektor ekonomi nasional.
Ingin Jadi Pilot
Dia
anak keenam dari sembilan bersaudara. Lahir di Jawa Tengah, 4 Mei 1946
dari keluarga 'gedongan'. Ayahnya, B.S. Pudjosukanto, guru di sekolah
Belanda di Solo dan pindah ke Jakarta, saat Kristiadi berusia tiga
tahun.
Pada saat masuk SD di Blok Q, Jakarta, anak pendiam dan
pemalu ini, hanya sendirian yang memakai sepatu. Jadinya, dia malu
memakai sepatu di sekolah. Dari rumah dia memakai sepatu, tetapi
sesampai di sekolah, sepatu itu dilepasnya. Namun, walau pemalu, dia
suka menjahili teman sekolahnya, seperti menyembunyikan tas temannya.
Sebagai
seorang guru sekolah Belanda, ayahnya mendidiknya dengan cara Belanda.
Harus berdisiplin, mulai dari bangun tidur, kumpul di meja makan,
sewaktu makan tidak boleh bicara, belajar dan sampai tidur kembali.
Namun,
mengenai pilihan sekolah, ayahnya memberi kebebasan. Pada saat kecil
dia bercita-cita jadi pilot. Tapi beranjak remaja, dia suka merakit
radio dan bongkar-bongkar mesin. Cita-citanya pun berubah, ingin jadi
insinyur elektro.
Suatu ketika, dia membongkar mesin jahit ibunya, tapi kemudian ia tak bisa memasangnya lagi. Tentu saja ibunya sangat kesal.
Pada
saat duduk di SMA 9 Sore, Jakarta, dia sangat suka pada ilmu eksakta.
Sampai-sampai dia sempat satu tahun bersekolah rangkap pagi di SMA
jurusan ilmu alam, sore di SMA jurusan sosial-budaya.
Selepas
SMA, Kris masuk Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan
(sekarang FISIP) Universitas Indonesia. Semasa mahasiswa, dia ikut
demonstrasi menentang Orde Lama (1966). Dia ikut menggotong Arief Rahman
Hakim yang ketika itu tertembak sampai tewas.
Tapi kegiatannya
sebagai aktivis mahasiswa itu, tak sampai membuat kuliahnya terganggu.
Bahkan, semasih menyusun skripsi, ia sudah diterima bekerja Departemen
Keuangan. Dia lulus S1 dari Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan
Kemasyarakatan, Universitas Indonesia tahun 1971.
Kemudian pria
yang hobi bermain musik, ini meraih doktor (S3) di Sorbonne University,
Prancis, llulus tahun 1979 dengan summa cum-laude. Namun, pakar
telematika ini mengaku seorang generalis.
Saat mengumpulkan
data untuk disertasinya tentang negara berkembang, dia pulang ke Tanah
Air selama tiga bulan. Kesempatan itu, digunakannya untuk menikah dengan
Fiona (1976), yang kemudian memberinya empat anak (Gerald Admiraldi,
Raymod Laksmanadi, Edgar Kharismaraldi dan Eldi Marshaldi). Ibarat kata
pepatah, sambil berenang minum air. Sambil cari data, mereguk nikmatnya
perkawinan.
Dia menjabat Direktur Pembinaan Kekayaan Negara
Departemen Keuangan (1980-1987). Kemudian menjabat Direktur Anggaran
Departemen Keuangan (1987-1990). Tahun 1990 dia meninggalkan Depkeu,
karena dipercaya menjabat Ketua Lembaga Administrasi Negara RI sampai
tahun1998.
Sebelum menjabat Sekretaris Menteri Komunikasi dan
Informasi, dia sempat menjabat Asisten Menteri Wasbangpan (1998-2000)
dan Deputi Menpan (2000-2002).
Tidak Ada Pilihan
Sebagai
suatu negara yang menganut sistem ekonomi terbuka, Indonesia secara
langsung maupun tak langsung akan terbias oleh pengaruh penguasaan dan
pemanfaatan TI, dan IT-led development yang berlangsung di negara
lainnya.
Tak ada pilihan lagi bagi kita kecuali untuk ikut dalam
kancah penguasaan dan pemanfaatan TI ini. Kita hatus membangun
kemampuan untuk memanfaatkan TI yang bisa memberikan tambahan nilai dari
setiap kegiatan pembangunan, pelaksanaan kegiatan berproduksi, dan
penyelenggaraan pelayanan.
Selanjutnya sisi pemanfaatan ini
akan mendorong tumbuhnya keperluan dan kemampuan untuk mengembangkan
penguasaan TI. Jadi kita menerapkan pendekatan application-driven IT
development yang bersifat deduktif sebelum kita mengembangkan TI secara
induktif.
Bertolak dari sisi pemanfaatan TI, selain dimaksudkan
untuk memacu tumbuhnya penguasaan TI, sasaran utamanya adalam
pemanfaatan yang berdayaguna, berhasilguna, ekonomis, berkualitas, serta
bertanggungjawab. Sasaran ini hanya dapat tercapai jika terjalin
hubungan yang serasi di antara pelaku-pelaku yang terkait kerjasama yang
terkoordinasi.
Koordinasi Pemanfaatan TI
Dalam makalahnya
pada Seminar Puncak PPI 95, JB Kristiadi mengatakan secara umum
koordinasi pemanfaatan TI bergerak antara dua kutub yang ekstrim, yakni
koordinasi melalui kelembagaan yang kuat dan koordinasi tanpa
kelembagaan sama sekali.
Pendekatan yang diambil tak selalu
mencerminkan tingkat kemajuan suatu negara, walaupun ada kecenderungan
bahwa negara mju lebih mengandalkan koordinasi tanpa kelembagaan dan
negara berkembang perlu melakukannya melalui mekanisme kelembagaan.
Koordinaasi
dalam arti kata yang lluas mencakup ketiga pelaku dalam bidang TI,
yakni pengatur (regulator), penyedia sumber daya (resources providers),
dan pemanfaat (users). Dalam lingkup yang sempit, koordinasi hanya
berkenaan dengan pemanfaat saja, dan untuk administrasi negara mungkin
lebih sempit lagi yakni yang berkenaan dengan pemanfaat instansi
Pemerintah saja.
Koordinasi dengan kelembagaaan umumnya
merupakan pelembagaan dari regulator yang yang menciptakan berbagai
aturan dan ketentuan yang berkenaan dengan penyelenggaraan pemanfaatan
serta partisipasi providers. Sedangkan koordinasi tanpa kelembagaan
formal lebih dikaitkan dengan eksistensi asosiasi, ikatan, himpunan dan
paguyupan profesi atau usaha.
Untuk dapat membedakan tingkat
keterkaitan lembaga terhadap koordinasi pemanfaatan TI kita bisa melihat
sikon di Singapura, Perancis, dan Canada sebagai contoh. Singapura
dengan NCB (National Computer Board), merupakan contoh koordinasi dengan
kelembagaan yang sangat top-down. Walaupun koordinasi memadukan sisi
penguasaan dan pemanfaatan TI, khusus untuk pemanfaatan TI pada instansi
Pemerintah & Co, NCB menjalankan praktek BOT atau malahan BOO yang
sangat ketat.
Semua rencana pemanfaatan TI pada instansi
Pemerintah disusun NCB (bersama instansi terkait). Semua dana yang
berkenaan dengan pembangunan dan penyelenggaraan pemanfaatan TI
dipusatkan pada pos anggaran NCB.
Staff NCB yang membangun
sumber daya TI yang diperlukan, dan staff NCB pula yang menyelenggarakan
operasi sampai dengan waktu tertentu. Kemudian staff NCB dapat
melimpahkan ke staff instansi pemanfaat atau staff NCB pula yang
menyelenggarakan operasi sampai dengan waktu tertentu. Kemudian staff
NCB dapat melimpahkan ke staff instansi pemanfaat atau staff NCB
dialihtugaskan kesana.
Jadi NCB berperan mulai dari perencanaan,
pembangunan, dan pengoperasian pemanfaatan TI. Pendekatan ini selain
mengoptimumkan dana investasi sekaligus menciptakan terbinanya
koordinasi yang kokoh, serta tercptanya standardisasi dalam berbagai
aspek teknis pemanfaatan. Kalaupun dapat dikatakan sebagai hal yang
negatif, instansi Pemerintah sebagai pemanfaat terlihat kehilangan
inisiatif, ketergantungan yang tinggi atas NCB, serta tak ada kendali
terhadap providers.
Perancis dengan CIIBA-nya meletakkan fungsi
koordinasi ini dari sisi alokasi anggaran bagi instansi Pemerintah.
Semua anggaran yang berkenaan dengan pembangunan dan pengoperasian TI
harus mendapat persetujuan dari CIIBA terlebih dahulu. Tetapi jika
alokasi dana ini sudah disetujui maka setiap instansi dapat
melaksanakannya sendiri-sendiri tanpa campur tangan CIIBA, baik untuk
pembangunan sumber daya TI maupun untuk pengoperasiannya. Tent saja
CIIBA tetap akan memantau 3-E pelaksanaan, yang nantinya akan menjadi
kriteria dan masukan bagi penganggaran tahun selanjutnya.
Sedangkan
Canada dapat dikatakan menerapkan koordinasi ini melalui upaya yang
terletak di antara kedua contoh sebelumnya. Penetapan alokasi anggaran
dilakukan secara terpusat melalui Chief Information Officer dari
Information Management & Techonology di lingkungan Treasury Board,
sedangkan pelaksanaan pembangunan dan penyelenggaraan operasi sedapatnya
dilakukan oleh BUMN Canada khusus di bidang TI yakni GTIS. Jadi di
Canada aspekan anggaran memang terpusat tetapi pelaksanaan masih ada
kebebasan instansi untuk menyelenggarakan sendiri,walaupun lebih
didukung ke arah outsourcing oleh GTIS. Sekedar tambahan, GTIS ini
merupakan penyedia jasa telekomunikasi juga selain jasa informatika.
Walaupun
pendekatan serta lingkup koordinasinya berbeda, namun satu hal yang
pasti dari ketiga contoh tadi adalah status kelembagaannya yang bersifat
struktural dan diletakkan pada jajaran yang tinggi secara nasional.
Jika NCB resminya di bawah Menteri Keuangan, CIIBA pimpinannya adalah
Perdana Menteri, maka CIO-IMT berada di lingkungan Treasury Board atau
semacam Presidium Kabinet bidang EKUIN-nya Canada.
Koordinasi TI di Indonesia
Banyak
pihak yang merasa tak sabar melihat lemahnya koordinasi TI di Indonesia
ini dan menginginkan peran kelembagaan yang lebih menggigit.
Memang
telah dilakukan pembicaraan dan pendekatan mengenai kemungkinan
pelembagaan badan koordinasi yanglebih berbobot hak dan tanggung
jawabnya, serta alokasi dana operasinya. Malahan ada pihak
yangmenyerukan adopsi cara NCB di sini, walaupun mungkin kurang paham
atau sadar tentang konsekuensinya.
RM Roy Suryo Siapa
yang tak kenal dengan Roy Suryo. Dia pakar multimedia yang kesohor.
Dengan talenta yang dimiliki, pria kelahiran Yogyakarta, 18 Juli 1968,
ini begitu lancar dan gamblang mengungkap beberapa kasus foto-foto di
internet melalui penelusuran yang berhubungan erat dengan dunia
teknologi informasi.
Media pun genjar mempublikasikan sosoknya.
Di mana ada kasus yang berhubungan dengan foto dan teknologi informasi,
di situ dia dicara sebagai nara sumber.
Pernah namanya kembali
mencuat setelah mengklaim telah menemukan lagu Indonesia Raya yang asli
atau lengkap melalui penelusuran teknologi informasi bekerjasama dengan
Tim Air Putih. Bahkan dia mengaku telah menemukan lagu Kebangsaan
Indonesia itu melalui tiga versi sekaligus.Disusul kemudian penemuan
yang cukup spetakuler rekaman pidato Bung Karno tentang Surat Perintah
Sebelas Maret (Supersemar).
Sosok satu ini sering membuat
sensasional dalam sepak terjangnya menggeluti dunia tehnologi
informatika. Sebelumnya, pria bernama lengkap KRMT Roy Suryo
Notodiprojo, pernah juga mengungkapkan beberapa kasus yang menjadi
sorotan publik, diantaranya, kematian penyanyi cantik asal Bogor, Alda
Risma Elvariani yang tewas di hotel kawasa n Matraman, Jakarta Timur.
Melalui kamera control (CCTV) hotel, dia menganalisa secara detail,
kapan, bagaimana dan apa yang dilakukan si penyanyi tersebut sebelum
akhirnya menghembuskan nafas terakhir.
Hasil analisanya sedikit
membuka tabir apa yang terjadi pada pelantun ‘Aku Tak Biasa’ sebelum
tewas. Pada beberapa kasus lainpun pria berkumis tipis ini selalu
melakukan hal yang sama, menganalisa peristiwa- perperistiwa dengan
perspektif tehnologi yang dia kuasai. Atas semua yang telah dilakukannya
pria yang dikenal dengan nama Roy Suryo inipun memiliki beberapa
julukan, pakar informatika, ahli multimedia, dan pakar telematika.
Pria
pengoleksi 48 mobil kuno ini jatuh cinta terhadap dunia tehnologi sejak
dia duduk di bangku sekolah menengah tingkat pertama atau SMP. Bahkan
ditempatnya menimba ilmu, SMP 5, Padmanaba, Yogyakarta, Roy Suryo pernah
merancang sistem Amplifier dan Komunikasi Sekolah. Tentu, diusianya
yang masih dini, apa yang dilakukannya merupakan sesuatu yang langka.
Kecintaanya
terhadap dunia tehnologi terus berlanjut hingga dia duduk bangku SMA.
Pada saat di SMA, Roy Suryo bergabung dalam kelompok ilmiah remaja
bidang fisika, dia sempat diangkat sebagai ketua kelompok ilmiah remaja
ini. Di bangku SMU ini lagi-lagi Roy menciptakan sesuatu yang baru,
merancang amplifier sehingga sampai sekarang alat dan
perangkat-perangkat yang pernah dirancangnya berupa amplifier, bel
sekolah dan system speaker masih berjalan dan masih bisa digunakan.
Hari-harinya
sangat sibuk sehingga membuat pria yang akrab dipanggil roy sering
terbang keliling Indonesia untuk memberikan mata kuliah multimedia dan
konsultasi soal tehnologi yang dia kuasai itu. Tapi, pria yang berciri
khas selalu ditemani dengan laptop kemanapun pergi ini mengaku merasa
enjoy dengan semua aktivitas yang dilakoninya itu.
Dia berprinsip
bahwa apa yang telah dilakukan yang terpenting bisa memberi manfaat bagi
orang banyak. Bukan sebaliknya, memiliki keahlian dan kepandaian, tapi
digunakan untuk mencelakakan atau mengerjai orang lain. Menurutnya,
banyak orang yang lebih ahli dari dirinya, tapi sayang si ahli lebih
memilih menyimpan ilmunya atau paling naïfnya lagi menggunakan ilmu itu
untuk mengakali orang lain atau memperkaya diri sendiri.
Dunia
teknologi bagi penyuka miniature mobil ini memang rentan penyalahgunaan.
Banyak sekali orang yang kaya dalam sekejap karena kemampuan dan
kelihaiannya mengotak-atik computer melalui jaringan internet melakukan
tindakan penipuan. Tak terhitung sudah berapa banyak para hecker yang
berhasil membobol bank dengang keahlian yang dimilikinya tersebut. Belum
lagi seseorang yang sengaja menyebarkan issu yang tidak baik atau
kejahatan dalam dunia cyber lainnya.
Untuk itu pria penggila
mobil kuno ini selalu berusaha untuk mengerem tindakan dari hal tercela
dengan terus berpegang pada pakemnya yang selama ini dipegang, “Sekecil
apapun tindakan buruk yang pernah kita lakukan, ketika nanti sudah
sukses justru menjadi boomerang dan menjatuhkan diri kita sendiri.”
Roy
menyadari selama menjalani profesinya ini tidaklah selalu mulus seperti
jalan tol. Banyak sekali kritikan dan gunjingan pedas yang dilontarkan
orang padanya. Roy bertekad tetap bertahan dengan mempersembahkan yang
terbaik bagi negeri ini. Dia terus-menerus menumbuhkan keyakinan pada
dirinya, karena Roy percaya bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak
bertentangan dengan hati nuraninya. Dia juga tetap memperhatikan control
dari masyarakat terhadapnya.
Hobby Lain
Sebagai seorang
pakar telematika, ternyata pria beristrikan Ririen Suryo ini mempunyai
hobby lain, otomotive. Dia pengoleksi mobil Kuno. Ditempat tinggalnya,
Yogya berderet tak kurang 48 mobil Mercy dalam kondisi sangat terawat.
Koleksi mobil itu dari buatan tahun 1935 sampai buatan tahun 2006,
uniknya lagi semua mobil itu memiliki nomor polisi sama AB 8888.
Untuk
hal satu ini, Roy yang mempunyai hobby fotografi, elektronika, komputer
dan otomotif ini punya alasan tersendiri, Roy mengaku suka sesuatu yang
spesifik. Karena sesuatu yang spesifik itu akan membuat dirinya bisa
lebih professional. Makanya dia sangat fanatic hanya mengoleksi satu
merk mobil, Mercedes. Karena dengan hanya mengoleksi satu merk dia akan
lebih mudah mempelajari dan merawatnya yang disesuaikan dengan spare
part mobil itu sendiri. Mantan penasehat Mercedes Bens Club Jogja inipun
mengaku tak perlu repot-repot bila terjadi kerusakan terhadap mobilnya
tersebut.
Berkaitan dengan hobby mengoleksi mobil kuno ini, Roy
punya cerita cukup menarik. Ketika menikah tahun 1994, Roy ingin sekali
berpose didepan sebuah mobil kuno, tidak disebutkan jenis mobil kunonya.
Sayangnya, dia kesulitan mendapatkan mobil tersebut. Sepuluh tahun
kemudian atau tepatnya tahun 2004 Roy baru bisa membeli mobil yang
dimaksud, kemudian dipergunakanlah mobil itu sebagai background foto
pengantin bersama istrinya, Ririen Suryo.
Roy beruntung memiliki
istri yang tidak hanya cantik, tapi juga pengertian dengan
kesibukan-kesibukannya selama ini. Manakala dia kangen dengan istrinya,
Roy tidak mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan istrinya.
Apalagi saat seperti sekarang ini tehnologi semakin maju, dengan adanya
era 3G di diamanapun kapanpun dia inginkan dengan mudah berkomunikasi
pada sang istri.
Saat senggang Roy pemilik 20 antena parabola di
rumahnya ini menghabiskan waktunya bersama istri tercinta, kebetulan dia
belum dikaruniai putra. Di setiap ada acara keluarga, penyayang kucing
ini rela meninggalkan semua aktifitasnya untuk menghadiri acara
tersebut. Menurutnya, hidup itu jangan terlalu dibuat susah atau terlalu
ngoyo, harus ada jeda untuk istirahat sejenak atau liburan bersama
keluarga sehingga hidup akan lebih bernakna dan dinamis. (Dari berbagai
Sumber ) ►e-ti/azizah
Onno Widodo PurboOnno
Widodo Purbo (lahir di Bandung, Jawa Barat, 17 Agustus 1962, umur 47
tahun) adalah seorang tokoh (yang kemudian lebih dikenal sebagai pakar
di bidang) teknologi informasi asal Indonesia. Ia memulai pendidikan
akademis di ITB pada jurusan Teknik Elektro pada tahun 1981. Enam tahun
kemudian ia lulus dengan predikat wisudawan terbaik, kemudian
melanjutkan studi ke Kanada dengan beasiswa dari PAUME.
RT/RW-Net
adalah salah satu dari sekian banyak gagasan yang dilontarkan. Ia juga
aktif menulis dalam bidang teknologi informasi media, seminar,
konferensi nasional maupun internasional. Percaya filosofi copyleft,
banyak tulisannya dipublikasi secara gratis di internet.
Riwayat Pendidikan
•
1987 S1 Institut Teknologi Bandung (ITB) Jurusan Teknik Elektro. Judul
skripsi “Perancangan dan implementasi rangkaian RS232C 8 kanal &
program untuk praktikum” di bawah bimbingan Prof. DR. Samaun
Samadikun[4] dan DR. Adang Suwandi
• 1989 S2 (M.Eng) McMaster
University, Kanada – Semikonduktor Laser. Judul tesis “Numerical models
for degenerate and heterostructure semiconductor diodes” di bawah
bimbingan Prof. DR. D.T.Cassidy dan Prof. DR. S.H. Chisholm.
• 1993
S3 (Ph.D) Universitas Waterloo, Kanada – Teknologi Rangkaian
Terintegrasi untuk Satelit. Judul tesis “Studies on Polysilicon Emitter
Transistors made on Zone-Melting-Recrystallized Silicon-on-Insulator” di
bawah bimbingan Prof. DR. C.R. Selvakumar.
Penghargaan
Menerima beberapa penghargaan / pengakuan tingkat nasional dan internasional, seperti
• 1987, Lulusan Terbaik, Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung.
• 1992, Masuk dalam buku “American Men and Women of Science”, R.R.Bowker, New York (Amerika Serikat).
• 1994, Profil Peneliti, KOMPAS 26 Desember 1994.
• 1996, Menerima “Adhicipta Rekayasa”, dari Persatuan Insinyur Indonesia.
• 1997, Menerima “ASEAN Outstanding Engineering Achievement Award”, dari ASEAN Federation of Engineering Organization (AFEO)
• 2000, Masuk dalam buku “Indonesia Abad XXI: Di Tengah Kepungan Perubahan Global”, Editor Ninok Leksono, KOMPAS.
• 2002, Eisenhower Fellow, dari Eisenhower Fellowship (Amerika Serikat).
• 2003, Sabbatical Award, dari International Development Research Center (IDRC) (Kanada).
• 2005, Ashoka Senior Fellow, dari Ashoka (Amerika Serikat).
• 2008, Menerima “Gadget Award Exclusive Appreciation”, dari Majalah Gadget.
•
2008, Menerima “IGOS Summit 2 Award”, dari MENKOMINFO “Atas Semangat
dan Perjuangan menyebarluaskan pemanfaatan Open Source di Indonesia.
• 2008, Masuk dalam buku “Indonesia 100 Innovators”, Business Innovation Center .
• 2008, Menerima Gelar “Pahlawan Generasi Masa Kini” dari Modernisator.
• 2009, Indigo Fellow: Digital Community Fellow, dari PT. Telekomunikasi Indonesia.
• 2009, Anugrah “TIRTO ADHI SOERJO” kategori Pelopor / Pemulai, dari [I:BOEKOE] .
• 2009, Anugrah “Competency Award 2009″ dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Peristiwa Penting
• Mei 1998, memimpin penulisan naskah “Kerangka Konseptual: Nusantara 21″ di Yayasan Litbang Telekomunikasi Informatika (YLTI).
• 1999-2000, kepala Perpustakaan Pusat Institut Teknologi Bandung (ITB).
•
Mantan Dosen Institut Teknologi Bandung, sejak Februari 2000.
Berdasarkan SK MENDIKNAS No. 533/K01.2/KP.04.2/SK/2000 tanggal 28
Februari 2000 tentang Pemberhentian dengan Hormat sebagai Pegawai Negeri
Sipil ditandatangani oleh Prof.Dr.Ir. Djoko Santoso M.Sc. a.n.
MENDIKNAS.
• Memberi Workshop Internet Wireless dan VoIP di beberapa
negara, seperti, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Bangladesh, Bhutan,
Cambodia, Denmark, Laos, India, Malaysia, Nepal, Thailand, Timor Leste,
Tunis.
• Menjadi anggota advisory board pada beberapa organisasi nasional & Internasional, seperti,
o Masyarakat Telematika (MASTEL), 2006.
o UNDP Asia-Pacific Development Information Programme (APDIP), 2006.
• Pernah menjabat di pengurusan ORARI Lokal dan Daerah Jawa Barat maupun Jakarta.
•
Sejak tahun 2006, menjadi koordinator bagian Pendidikan & Latihan
(DIKLAT) di pengurus ORARI Pusat yang materinya dihosting di beberapa
situs di Internet.
• Sejak tahun 2007, membina Kelompok Remaja Melek IT (Kerm.IT) di lingkungan Kemayoran, Jakarta Pusat.
•
Sejak September 2008 aktif sebagai Qualified Trainer di Wireless
University http://www.wirelessu.org untuk memberikan training teknologi
wireless internet di seluruh dunia.
Karya
Distro Linux
• Distro SchoolOnffLine
• Distro SMEOnffLine
• Distro ORARINux
Publikasi internasional
Beberapa cuplikan publikasi internasional yang pernah dilakukan adalah,
•
Onno W. Purbo, D.T. Cassidy and S.H. Chisholm, “Numerical model for
degenerate and heterostructure semiconductor devices,” J. Appl. Phys.,
vol. 66, no. 10, pp. 5078-5082, 15 November 1989.
• Onno W. Purbo and
C.R. Selvakumar, “Simultaneous extraction of hole barrier height and
interfacial oxide thickness in polysilicon emitter bipolar transistors,”
Solid State Electronics, Vol. 34, No. 8, pp. 821-826, 1991.
• Onno
W. Purbo and C.R. Selvakumar, “High gain SOI polysilicon emitter
transistors,” IEEE Electron Device Letter, Vol. 12, No. 11, pp.
635-637,1991.
• Onno W. Purbo and Adang Suwandi, “Automation of Bipolar Transistor Characterization,” IEEE conference, Kuala Lumpur, 1992.
•
Onno W. Purbo, “Development of Low Cost Wide Area Network in
Indonesia,” Journal of Scientific Indonesia, Vol. 1, No 1, October 1991.
•
Onno W. Purbo, “SOI Transistor for high speed devices and satellite
applications,” Journal of Scientific Indonesia, Vol. 1, No 1, October
1991.
• C.R.Selvakumar and O.W.Purbo, “Polysilicon emitter bipolar
transistor realized on Zone-Melting-Recrystallized Silicon-on-Insulator
material,” SPIE conference on “Emerging Optoelectronic Technologies”
Bangalore, India, 16-21 December 1991.
• Onno W. Purbo, C.R.
Selvakumar and D. Misra (NJIT, USA), “Reactive Ion Etching of SOI (ZMR
and SIMOX) Silicon in CF4+O2 and SF6+O2 Plasmas,” the Fifth
International Symposium on Silicon-on-Insulator Technology and Devices
of the Electrochemical Society, St. Louis, Missoury, 17-22 May 1992.
•
Onno W. Purbo, C.R. Selvakumar and D. Misra (NJIT, USA), “Reactive Ion
Etching of SOI (SIMOX and ZMR) Silicon in Nitrogen Containing CF4 + O2
and SF6 + O2 Plasmas,” Journal of Electrochemical Society, vol. 140, no.
9, pp. 2659-2668, 1993.
• Onno W. Purbo, “An alternative approach to
built low cost TCP/IP-based Wide Area Network in Indonesia,” the South
East Asia Regional Computer Confederation (SEARCC) ‘92 regional
conference, Kuala Lumpur, 14 August 1992.
• Onno W. Purbo, “The
building of information infra-structure to sustain the current growth in
Indonesia,” The Canadian Association for Studies on International
Development (CASID) conference, Carleton University, Ottawa, 7-9 June
1993.
• O.W.Purbo and C.R.Selvakumar, “Gamma radiation effects on
ZMR-SOI Polysilicon Emitter Transistors,” 1993 International Conference
on Microelectronics, Dhahran, 14-16 December 1993.
• Onno W. Purbo,
“Low cost strategies for a sustainable microelectronics information
system,” MICRO’93, Surfers Paradise, Queensland, Australia 5-8 October
1993.
• Onno W. Purbo, “A Unified Model of Early Voltage for Bipolar
Transistors at low temperatures,” the 3rd ASEAN regional seminar
(TARSMIT 94) on Microelectronics and Information Technology, 9-11 August
1994, Bangkok, Thailand.
• Onno W. Purbo, “Early voltage of ZMR-SOI
polysilicon emitter transistors at low temperatures,” the 3rd ASEAN
regional seminar (TARSMIT 94) on Microelectronics and Information
Technology, 9-11 August 1994, Bangkok, Thailand.
• Onno W. Purbo, F.
Ihsan Hariadi & Mervin Hutabarat, “The microelectronics
infrastructure in Indonesia,” International Conference on
Microelectronics 1994, Istambul, Turkey.
• Onno W. Purbo, “The
Indonesia Computer Network Infrastructure A Status Report,” Expert Group
Meeting in the Development of RIHED Information Network on Higher
Education, Bangkok, Thailand, March 14 16, 1995.
• Budi Jatmiko,
Abdulbasir, Eddy Yahya, Onno W. Purbo, and Ihsan Hariadi, “Optimizing
temperature and time of phosphorous diffusion in p/B type
polycrystalline silicon substrate,” International Conference on
Microelectronics ICM’95, Kuala Lumpur, Malaysia.
• Onno W. Purbo,
Ichwan F. Agus, Arman Hazairin, A. Daniel Sembiring, Rudi Nursasono,
Aulia K. Arief, Basuki Suhardiman, Zilmy Zamfarra, M. Halomoan Rambe,
Februaris Purnomo, Bondan, Unedo Matondang, Denisz, Ismail Fahmi, Adnan,
“Development of Computer Communication Network & its present status
in Indonesia,” The 4th ASEAN Science and Technology Week, 21 August – 1
September, Bangkok, Thailand.
• Soegiardjo Soegijoko, Onno W. Purbo,
Widiadnyana Merati, Priyono Sutikno, Intan Achmad, “Indonesia Computer
Network Status”, Asia Pacific Networking Group (APNG) Meeting, 22-24
January 1996, Singapore.
• D.Misra, O.W.Purbo, C.R.Selvakumar,
“Reduction of damage in Reactive Ion Etched Surfaces through Process
Modification,” SPIE: Microelectronics Processing ‘93, Monterey,
California, 27-29 September 1993.
• Onno W. Purbo, “Indonesian
Information Infrastructure & The Strategy to Implement Electronics
Data Interchange (EDI),” International Seminar on Electronic Data
Interchange: Implementation in Transport Sector, Yogyakarta 11-12 June
1997.
Buku
Menulis lebih dari 40 judul buku dengan topik sekitar
teknologi Internet, Open Source, Linux, Keamanan Jaringan, Wireless
Internet, Internet Telepon (VoIP). Beberapa diantaranya dalam bahasa
Inggris dan dapat di download di Internet. Beberapa diantara buku
tersebut adalah,
• 1998, Onno W. Purbo, Gadang Ramantoko, Khrisnahadi
Pribadi, Bobby Nazief, “Kerangka Konseptual Nusantara 21″, Yayasan
Litbang Telekomunikasi Informatika.
• 1998, Onno W. Purbo, Ismail
Fahmi, Akhmad Husni Thamrin, Adnan Basalamah, “TCP/IP: Konsep Disain dan
Implementasi”, Elexmedia Komputindo.
• 2000, Onno W. Purbo, “Teknologi Warung Internet”, Elexmedia Komputindo.
• 2000, Onno W. Purbo dan Akhmad Daniel Sembiring, “Linux RedHat”, Elexmedia Komputindo.
• 2001, Thabratas Tharom dan Onno W. Purbo, “VOIP: Voice over Internet Protocol”, Elexmedia Komputindo.
• 2001, Onno W. Purbo dan Akhmad Daniel Sembiring, “APACHE Web Server”, Elexmedia Komputindo.
• 2001, Onno W. Purbo dan Ridwan Sanjaya, “Membuat Aplikasi WAP dengan PHP”, Elexmedia Komputindo.
• 2002, Onno W. Purbo, “Konferensi Video Melalui Internet”, Penerbit Andi.
• 2002, Onno W. Purbo dan Ridwan Sanjaya, “Membangun Web dengan JSP”, Elexmedia Komputindo.
• 2003, Onno W. Purbo, “Filosofi Naif Kehidupan Dunia Cyber”, Penerbit Republika.
• 2003, Onno W. Purbo, “Infrastruktur Wireless Internet Kecepatan 11-22Mbps”, Penerbit Andi.
• 2004, Samuel Prakoso, Tomy dan Onno W. Purbo, “Panduan Praktis Menggunakan E-mail Server Qmail”, Elexmedia Komputindo.
• 2004, Onno W. Purbo, “Practical Guide to Internet Telephony”, International Development Research Center
• 2004, Onno W. Purbo, “Practical Guide To Build A WiFi Infrastructure”, International Development Research Center
• 2005, Onno W. Purbo, “Buku Pegangan Internet Wireless dan Hotspot”, Elexmedia Komputindo.
• 2006, Onno W. Purbo, “PC Cloning Windows pakai Linux LTSP”, Penerbit Andi.
• 2006, Onno W. Purbo, “Buku Pegangan Pengguna ADSL dan Speedy”, Elexmedia Komputindo.
• 2007, Onno W. Purbo, “Buku Pegangan VoIP Rakyat Cikal Bakal Telkom Rakyat”, InfoKomputer.
• 2007, Onno W. Purbo, “Panduan Praktis RT/RW-net”, Infokomputer.
• 2007, Onno W. Purbo, “Akses Internet Menggunakan 3G”, CHIP.
• 2007, “ICT Infrastructure in Emerging Asia: Policy and Regulatory Roadblocks”, (co author) LIRNEAsia.
• 2008, Onno W. Purbo, “Intel Platform Administration Technology”, Penerbit Andi.
• 2008, Onno W. Purbo, “Panduan Mudah merakit + menginstal server linux”, Penerbit Andi.
• 2008, Onno W. Purbo, “Membangun Pemancar FM broadcast komunitas”, Penerbit Andi.
• 2009, Onno W. Purbo, “Ayo memblok situs negatif”, Penerbit Andi.
sumber: http://id.wikipedia.org